Kompasnasional, Jakarta – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku tak mengetahui soal seluk beluk Boeing 737 Max 8 yang digunakan Lion Air dalam penerbangan bernomor JT 610.
Oleh karenanya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengaku kesulitan untuk ungkapkan penyebab jatuhnya Lion Air di Tanjung Karawang, Jawa Barat.
“Jadi, ini pesawat jenis baru. Lalu, investigator kami belum pernah training,” ujar Soerjanto.
Untuk itu, kata dia, KNKT perlu meminta penjelasan kepada pihak Boeing tentang sistem yang ada di produk Boeing yang baru ini.
“Nanti setelah dari black box kami dapatkan nanti kita baca bagaimana sih sistem ini perbedaannya apa dengan Boeing yang lama. Karena basicnya kita ngerti dengan Boeing yang lama,” kata Soerjanto di kantornya, Jumat 2 November 2018.
KNKT, kata Soerjanto, akan mencari perbandingan apakah ada perbedaan yang signifikan dari Boeing 737 Max 8 yang dipakai Lion Air dengan jenis yang lama. Jika tidak ada, tentu proses investigasi tak terlalu sulit.
“Jadi, pertama kita kan filter dulu dengan sistem yang baru. Kemudian, bagaimana cara kerjanya apakah ada perbedaannya yang signifiikan dengan yang sebelumnya. Kalau sama, ya berarti logika kita prosedur kita masih bisa kita gunakan,” ujarnya.
Namun, kata dia, jika berbeda dengan Boeing yang terdahulu, maka pihaknya perlu belajar terlebih dulu guna mengerti sistem yang ada pada pesawat. Ia menyebut penyebab kecelakaan pesawat tidak hanya selalu perawatan yang tidak baik, tapi juga disebabkan karena manajemen training, pabrik serta desainnya.
“Kenapa kok ada keluhan seperti ini, bisa menjadikan reaksinya di pesawat seperti ini. Nah itu, nanti bukan hanya mencocokan data FDR dengan CVR, tapi juga dengan komunkasi, maintenance recordnya, dengan data desain dari pabrik,” pungkas Soerjanto.
Harapan Para Pilot
Sementara, Ikatan Pilot Indonesia (IPI) menyampaikan dukacita yang sangat mendalam atas jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610/PK-LQP, di Perairan Karawang, Jawa Barat.
“Semoga seluruh amal baik diterima dan mendapatkan tempat terbaik di Sisi Nya, Aamien,” kata Ketua IPI Rama Noya di Jalan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Kata Rama, dengan ditemukan black box diharapkan segera tuntas apa penyebab dari kecelakaan pesawat itu.
“IPI menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah, TNI, Polri, Barnabas, KNKT, BPPT, dan unsur terkait yang bekerja tidak kenal lelah sehingga black box dari pesawat PK-LQP dapat ditemukan dalam waktu yang relatif cepat,” kata dia.
Selain itu, lanjut Rama, pihaknya berharap dengan adanya insiden ini pemerintah lebih peka akan keselamatan para penumpang dalam menggunakan transportasi.
“Ini juga masukan yang sangat berharga bagi Departemen Perhubungan Republik Indonesia, khususnya perhubungan udara untuk dapat meningkatkan Nasional Safety System yang saat ini sudah baik menjadi baik dan sempurna,” pungkas Rama.(lptan6com/aw)