KompasNasional.com
SIANTAR – Minimnya perhatian pemerintah terhadap dunia olahraga masih menjadi permasalah di Pematangsiantar, sehingga sejumlah anak-anak yang terlahir dengan kemampuan khusus atau talenta harus menguburnya dalam-dalam. Hal itu disampaikan Fransisco Sinambela, Selasa (31/5) saat berada di Universitas Simalungun (USI) Jalan M Raja, Kecamatan Siantar Sitalasari.
Pria kelahiran 19 tahun silam warga Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba ini merupakan salah satu pembalan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Di usianya ini ia sudah meraih prestasi cukup membanggakan dengan meraih juara dari 6 kelas, antara lain juara I saat balapan dengan sepedamotor jenis Matic 130 cc pemula. Juara 2 dalam ajang OmR Yamaha 4 tak.
Kemudian juara 4 pada ajang matic 130 cc open, juara 4 pada matic 150 cc open juara, juara 2 dalam balatan Yamaha bebek 4 tak 110 CC pemula, dan juara 5 pada perbombangan bebek 4 tak 125 cc.
Dalam pertandiangan terakhir yang diadakan Pemerintah Kota (Pemko) Tebing Tinggi, Minggu (29/5) lalu, Fransisco Sinambela dengan menggunakan Yamaha, dalan juara umum kelas race pemula, mampu memperoleh juara 6.
Dan ditengah keterbatasan yang dihadapinnya dari segi sarana prasana yang tidak memadai seperti lokasi latihan, Fransisco Sinambela masih tetap menyampaikan rasa syukurnya, namun ia mengaku belum berpuas diri karena prestasi yang harusnya bisa diukir masih terbuka luas.
Hanya saja dalam ajang yang lebih besar, Fransisco Sinambela menyatakan bergumul untuk bisa mencapai cita-citanya. Dan suatu kebanggannya bisa membawa harum nama Kota Pematangsiantar. (kn/ms/pam/osi)