(Kiri ke kanan) Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas Marsdya M. Syaugi, dan Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi memberikan keterangan pers mengenai proses evakuasi dan pencarian Lion Air JT 610 registrasi pesawat PK-LQP kepada keluarga korban di Jakarta, Senin, 5 November 2018. TEMPO/Subekti
Viewer: 440
Terakhir Dibaca:2 Menit, 9 Detik
Kompasnasional.com, Jakarta– Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mendapatkan fakta terbaru dari grafik flight Data Recorder Black Box Lion Air JT 610 yang telah diunduh Ahad. Data tersebut menunjukkan kerusakan pesawat sudah ada sejak tiga penerbangan sebelum Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang.
Kepala Sub Komite Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo menjelaskan, data tersebut menunjukkan kerusakan pada air speed pesawat Boeing 737-8 Max ini. “Kerusakan itu dari penerbangan sebelum ke Manado, Manado ke Denpasar, Denpasar ke Jakarta, dan Jakarta ke Pangkal Pinang,” ujar dia di Kantor KNKT, Senin, 5 November 2018.
(Kiri ke kanan) Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Basarnas Marsdya M. Syaugi, dan Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi memberikan keterangan pers mengenai proses evakuasi dan pencarian Lion Air JT 610 registrasi pesawat PK-LQP kepada keluarga korban di Jakarta, Senin, 5 November 2018. TEMPO/Subekti
Nurcahyo mengatakan hingga saat ini KNKT masih menelusuri perbaikan yang sudah dilakukan teknisi. Para teknisi tersebut akan diwawancara terkait penyelesaian permasalahan teknis yang dilakukan.
Hal-hal yang akan ditelusuri oleh KNKT, kata Nurcahyo, ialah referensi buku yang digunakan dalam penanganan kerusakan pesawat, juga komponen yang dibetulkan atau diganti oleh teknisi. “Ini sedang kami prioritaskan untuk ditelusuri,” ucap Nurcahyo.
Sebelumnya, Kepala KNKT Soerjanto Tjahjanto mengatakan Flight Data Recorder pesawat Lion Air JT 610 sudah terunduh. FDR merekam data penerbangan selama 69 jam yang berakhir pada 29 Oktober 2018 pukul 06.31.54 WIB. Totalnya terdapat 19 penerbangan Lion Air yang terekam.
Pengunduhan data FDR dilakukan KNKT dengan bantuan dua investigator dari Australian Transport Safety Bureau (ATSB). Mereka datang sejak Sabtu sore, 3 November pukul 18.00 WIB. “Data tersrbut akan dianalisa, masih ada satu kotak hitam lagi,” kata Soerjanto.
Soerjanto mengatakan analisa baru akan dimulai hari ini. KNKT masih menunggu berbagai data dari lapangan untuk diinvestigasi.
Nantinya, usai investigasi, Soerjanto mengatakan data tersebut akan dirilis oleh KNKT. “Nanti data dapat diminta usai investigasi,” ucap dia.
Tempo mencoba mengkonfirmasi informasi dari KNKT tersebut ke Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut dan Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro. Namun keduanya belum merespons panggilan telepon maupun pesan singkat yang dikirim Tempo.
Sebelumnya Danang mengatakan, ada tiga pengecekan pada setiap pesawat milik penerbangannya: Pre-flight check, transit check, dan post-flight check. Ketiga pengecekan itu telah dilakukan sesuai standar operasional, termasuk pada pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Menurut Danang, hasil dari ketiga pemeriksaan itu adalah adanya status safe to flight dari teknisi Lion Air. Tanpa itu, penerbangan tidak akan mungkin dilakukan.(tempoco/aw)
Happy
%
Sad
%
Excited
%
Sleepy
%
Angry
%
Surprise
%