KompasNasional.com, Medan –Di sela kunjungan kerjanya di Sumut, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meresmikan dimulainya pembangunan Gedung Auditorium Bung Karno Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan, Sabtu (27/1) dengan peletakan batu pertama yang dirangkaikan dengan penandatanganan prasasti. Acara itu juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Gubernur Sumatera Utara Dr Hj Nurhajizah Marpaung SH MHum, Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dr Sofyan Tan yang juga anggota DPR RI, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Djarot dan Sihar Sitorus.
Dalam kesempatan itu Puan mengapresiasi perjuangan dr Sofyan Tan yang merintis dari awal berdirinya Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dari tahun 1997 yang saat ini sudah memiliki ribuan siswa. Dengan adanya Auditorium Bung Karno nantinya, diharapkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika semakin diserap dan didalami para siswa di sekolah tersebut.
“Dari yang saya lihat, memang sekolah ini memegang teguh Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Bahwa kita berbeda, tapi tetap satu dan inilah Indonesia. Di sekolah ini kita melihat Indonesia kecil,” katanya.
Dia mengatakan, Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, ras dan agama, namun perbedaan yang ada tersebut merupakan harmoni, sebagai bunga-bunga yang menambah keindahan bangsa ini.
“Indonesia adalah kita, dari manapun kita berasal, apa pun sukunya, kita ini rakyat Indonesia. Tidak ada yang membedakan. Inilah cita-cita bapak bangsa, Bung Karno, perbedaan adalah alat pemersatu,” katanya.
Di sela-sela peletakan batu pertama tersebut Wagubsu berharap dengan adanya auditorium bisa menjadi motivasi para pelajar dan meneruskan perjuangan Presiden Pertama RI Ir Soekarno. “Auditorium ini dengan memakai nama Bung Karno, bisa menjadi motivasi dan semangat bagi generasi muda khususnya para pelajar,” jelasnya.
Sementara Dewan Pembina Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda dr Sofyan Tan mengatakan, pihaknya sengaja memberi nama auditorium tersebut dengan Bung Karno, karena Bung Karno adalah tokoh yang sangat menghargai keberagaman.
Dengan demikian, diharapkan siswa di sekolah tersebut juga dapat menjadi sosok yang menghargai keberagaman. Siswa di sekolah tersebut tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga seperti seni, karena dengan demikian akan menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri.
“Artinya sekolah ini menciptakan bukan hanya anak-anak yang pintar, tetapi juga manusiawi, sensitif terhadap persoalan yang berada di sekitarnya. Itu lah mengapa kami memberi nama auditorium ini dengan nama Bung Karno,” katanya.(hariansib.co/TR)