Home / Berita / Daerah / Ekonomi / Nasional / Reviews

Selasa, 6 Februari 2018 - 10:17 WIB

Pasien Gizi Buruk Asmat Cenderung Kembali ke Pola Hidup Lama

Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek (kanan) meninjau anak-anak penderita gizi buruk di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1). Kunjungan kerja Menkes ke penampungan dan RSUD Agats untuk meninjau penanganan pasien campak dan gizi buruk. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/18.

Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek (kanan) meninjau anak-anak penderita gizi buruk di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1). Kunjungan kerja Menkes ke penampungan dan RSUD Agats untuk meninjau penanganan pasien campak dan gizi buruk. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww/18.

Viewer: 493
0 0
Terakhir Dibaca:1 Menit, 37 Detik

KompasNasional.com | Asmat – Masa pemulihan kesehatan pasien campak dan gizi buruk yang dirawat di RSUD Agats Kabupaten Asmat, Papua berjalan baik. Penguatan Puskesmas dan kesehatan lingkungan menjadi fokus tindak lanjut Kemenkes berikutnya.

Dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dimas Dwi Saputro, Fathih Juandi Pohan, dan M. Kurniawan T Kadafi yang bergabung dalam Flying Health Care (FHC) gelombang I memastikan kondisi pasien sudah pulih. Dimas mengatakan, hal ini terlihat dari keadaan umum seperti keluhan berkurang, asupan makan dan minum bertambah, dan kenaikan berat badan pasien.

Dari sisi klinis, menurut Dimas, respon perbaikan gizi juga cepat. Asupan makanan untuk akselerasi capaian perbaikan gizi serta kalori untuk mengejar pertumbuhan badan kepada pasien gizi buruk di RSUD Agats dinilainya sudah sesuai.

Baca Juga  Ringankan Beban Warga, Satgas Pamtas Rl-Malaysia Yonif 645/Gty Bantu Proses Pemakaman Warga

Sepanjang pengamatannya di Distrik Fumiripits dan Suru-Suru, sebagian besar pasien campak dan gizi buruk memang membaik kondisinya. Namun, ada kecenderungan kembali lagi ke pola hidup alamiahnya di hutan.  Padahal, menurut Dimas, peran pola makan keluarga berpengaruh besar pada gizi anak, sehingga masyarakat seharusnya bisa mengubah pola hidup alamiahnya itu dengan memperhatikan kesehatan keluarga dan lingkungan.

“Karena yang menjadi penyebab gizi buruk dan campak itu ada banyak faktor seperti pola makan, tidak PHBS (berperilaku hidup bersih dan sehat), dan tidak menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Dimas dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (5/2).

Pengalaman membantu pemulihan kasus gizi buruk di Asmat memperlihatkan, kondisi pasien sudah bagus dan diperbolehkan pulang, tetapi beberapa waktu kemudian pasien tersebut kembali lagi dengan masalah yang sama. Gizi buruk bukan hanya soal makan. Pasien sudah kembali ke kampung, tapi balik lagi ke rumah sakit dengan gizi buruk.

Baca Juga  Walikota P.Sidimpuan Dorong OPD Dalam Mengembangkan Website

“Karena orang tuanya tidak memberi pola makan yang benar dan lingkungan tidak bersih,” ucap Dimas.

Tim IDAI pun merekomendasikan kepada pemerintah agar pascapemulangan pasien perlu mengajak kader per distrik untuk datang ke Agats. Tujuannya untuk merawat warga dari distrik yang sama sekaligus dilatih menangani kasus agar tidak terulang dan kader terus dapat melakukan pendampingan perbaikan pola makan anak dan keluarganya.(Republika/TR)

Happy
Happy
%
Sad
Sad
%
Excited
Excited
%
Sleepy
Sleepy
%
Angry
Angry
%
Surprise
Surprise
%

Share :

Baca Juga

Arsip

Terkena Serpihan Logam, Mata Kiri Bripda Yogi Harus Dirawat Intensif

Berita

Wali Kota Pematangsiantar Sambut dan Silaturahmi Dengan Ketua Pengadilan Negeri Yang Baru

Berita

Wali Kota Serahkan Klaim JKK, JHT, JKM dan JP dari BPjamsostek Padang Sidempuan

Berita

Silang Pendapat Bakal Calon Bupati Simalungun Warnai Perdiskusian GMKI Siantar-Simalungun

Berita

Pemko Psp Gelar Apel Kehormatan Dan Renungan Suci Kepada Para Pahlawan

Berita

Polres Samosir Gelar Bakti Sosial Sambut Hari Bhayangkara ke-78

Berita

Aliansi Masyarakat Kampus (AMK) Pertikaian Anggota DPRD Humbahas Kekanak- Kanakan,”Sebutnya.

Berita

Utus Produk Terbaik ke Pameran di Padang, Bupati Tapsel : Roda Perekonomian Mulai Bergerak