Home / Arsip / Arsip 2016 / Ekonomi / Kriminal / Reviews

Rabu, 5 Oktober 2016 - 11:07 WIB

Kisah Pengikut Dimas Kanjeng Setor Rp 202 M Dapat Emas Palsu 500 Kg

Viewer: 563
0 0
Terakhir Dibaca:3 Menit, 15 Detik

Warga Makassar, Hajjah Najemiah menjadi korban penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Semasa hidupnya, Najemiah telah menyetor uang Rp 202 miliar ke Dimas Kanjeng yang diserahkan secara bertahap selama dua tahun, dari 2013 sampai 2015.

Sebagai imbalannya, Dimas Kanjeng lantas memberikan 9 peti dan koper berisi emas 500 kilogram dan berbagai mata uang asing Korea, Vietnam, Kamboja, Iran dan Euro. Itu semua dikirimkan ke Makassar melalui kapal laut dibawa oleh suruhannya.
“Lembar uang dan emas ini diduga kuat palsu karena hasil identifikasi sementara uang kertas dari jenis mata uang rupiah dan mata uang asing itu tidak memiliki pita pengaman. Batangan emasnya pun juga diduga kuat hanya terbuat dari kuningan bukan emas asli,” kata Kapolda Sulsel, Irjen Anton Charliyan kemarin.

Harta benda Najemiah ini tersimpan di rumah yang berada di dalam kompleks kediamannya. Tempat khusus penyimpanan harta Najemiah dijaga oleh orang keprcayaan almarhumah bernama Ali (40).

Rumah berukuran lebih kecil dari rumah induk itu selama ini dijadikan gudang harta dari Prof Muis, pensiunan dosen di Unhas.

Di rumah ini, Anton melihat langsung batangan-batangan emas dan uang yang diduga kuat palsu. Selain penyidik dari Polda Sulsel, juga ikut menyaksikan penggeledahan Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Polisi Frans Barung Mangera, Kapolrestabes Makassar, Kombes Polisi Rusdi Hartono serta Kapolsek Tallo, Kompol Henki Ismanto.

Setelah Nejemiah mengetahui peti dan koper kiriman Dimas Kanjeng berisi barang barang palsu, dia lantas mengembalikan kima koper.

Baca Juga  KPK Panggil Presdir Lippo Karawaci Terkait Kasus Suap Meikarta

“Jadi yang masih tersisa itu empat koper masing-masing satu peti emas dan tiga koper uang. Yang diduga kuat semuanya palsu. Misalnya dalam satu ikatan uang, lembar uang di bagian atas ikatan uang itu berupa uang tapi di bawahnya ternyata kertas biasa. Yang kertas wujud uang itupun diduga palsu,” jelas Anton.

Selain emas dan uang yang diduga kuat palsu itu, dalam penggeledahan juga ditemukan tiga bilah keris. Keris itu ada yang dari kerajaan Majapahit dan juga dari Raja Malaysia. Namun kata Ali, orang kepercayaan Najemiah, keris itu juga bukan asli.

“Ke semuanya ini uang, emas dan benda-benda pusaka itu akan dibawa ke Polda Jawa Timur untuk dijadikan barang bukti,” tuturnya.

Sahabat Najemiah, Andi Mahir (60), warga kompleks perumahan Dosen Unhas, Jalan Sunu Blok E No 10, Kecamatan Tallo, Makassar, bercerita pernah diajak untuk menjadi pengikut Dimas Kanjeng.

Mendapat ajakan tersebut, pengusaha mebel ogah meski diiming imingi uang berlimpah. Dia merasa sama sekali tidak tertarik jadi santri karena menggandakan uang dilakukan Dimas Kanjeng tidak masuk akal. Meski kegiatan Najemiah berbalut kegiatan agama seperti pengajian tiap malam Jumat itu, dirinya tetap tidak tergiur.

Ibu berjilbab ini kembali menceritakan tentang pertemanannya sejak lama itu. Bersama Najemiah, dulunya dia bisnis mebel. Dalam perjalanannya, Najemiah kemudian beralih jadi makelar tanah.

Baca Juga  Demi Pil Koplo, Ada 1000 Pelajar Rela Menukarnya dengan Bercinta

“Ibu Najemiah beralih jadi makelar tanah dan saya sendiri tetap melanjutkan bisnis mebel karena dilarang sama suami saya ikut-ikutan jadi makelar tanah,” tutur Andi Mahir.

Dua tahun lalu, kata Andi Mahir, dia diajak Najemiah untuk jadi santri Dimas Kanjeng. Cukup dengan menyetor uang pendaftaran sebesar Rp 1,8 juta. Dan uang pendaftaran itu katanya akan berlipat ganda menjadi 100 kali lipat yang akan diberikan secara bertahap.

Andi Mahir sempat terpanggil saat dibujuk untuk bergabung. Najemiah kemudian masih berusaha meyakinkannya dengan mengajak ke rumahnya. Dari kamar, Najemiah menunjukkan foto-foto Dimas Kanjeng Pribadi bersama Presiden Jokowi. Bahkan dari dalam kamar juga menyeruak aroma dupa.

“Dupa-dupa itu tidak masuk akal bagi saya. Tambah tidak percaya lagi saat Najemiah kembali menjelaskan soal penggandaan uang. Saya cerita ke suami, suami marah dan melarang saya bergabung jadi santri,” tuturnya.

Ditambahkan, seingatnya Dimas Kanjeng itu pernah datang ke rumah Najemiah. Penyambutannya meriah dan dihadiri banyak orang. Bahkan kedatangannya dikawal polisi.

“Saya tidak masuk ke rumah ibu Najemiah kala itu karena saya bukan santri. Hanya santri yang boleh masuk. Tidak lama setelah Dimas Kanjeng datang, ibu Najemiah meninggal dunia. Mungkin karena jantung karena tiap mau lebaran, ratusan orang selalu datang ke rumah ibu Najemiah menagih uangnya. Ibu Najemiah ini sudah dibodoh-bodohi sama Dimas Kanjeng itu,” terang Andi Mahir (mdk|dwk)

Happy
Happy
%
Sad
Sad
%
Excited
Excited
%
Sleepy
Sleepy
%
Angry
Angry
%
Surprise
Surprise
%

Share :

Baca Juga

Makanan Sumber Kalsium Pengganti Susu-kompasnasional

Arsip

Makanan Sumber Kalsium Pengganti Susu

Berita

Viral Video Pria Tendang Anak Kecil di Mall
Siapa Sangka Buah Rambusa Yang Kecil, Mempunyai Kasiat Yang Luar Biasa-KompasNasional

Arsip

Siapa Sangka Buah Rambusa Yang Kecil, Mempunyai Kasiat Yang Luar Biasa

Arsip

Miris, Buruh di Pabrik Milik Orang Korea Dapat THR Cuma Rp 8 Ribu
Foto Ilustrasi garis polisi

Berita

Geger Temuan 4 Jasad Membusuk di Perumahan Citra Garden, Polisi Masih Lakukan Penyelidikan

Berita

Manfaat Terumbu Karang Bagi Masyarakat Pesisir

Berita

PDIP Segera Kumpulkan Partai Koalisi Pendukung Jokowi di 2019
Berniat Bantu Pasien Melahirkan, Bidan Justru Tewas Menggenaskan -kompasnasional

Arsip

Berniat Bantu Pasien Melahirkan, Bidan Justru Tewas Menggenaskan