Home / Berita / Daerah / Ekonomi / Medan / Nasional / Reviews

Selasa, 24 Juli 2018 - 12:13 WIB

Kerusakan Hutan KEL Aceh Capai 3.920 Hektare Hingga Juli 2018

Ilustrasi Kerusakan Hutan

Ilustrasi Kerusakan Hutan

Viewer: 1941
0 0
Terakhir Dibaca:1 Menit, 51 Detik

KompasNasional.com – Kerusakan hutan di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Aceh hingga kini masih terus terjadi dan makin meluas di sejumlah wilayah. KEL yang memiliki luas 2,2 juta hektare kini tinggal 1,8 juta hektare lagi karena terus dirusak. Hal ini memperihatinkan dan harus mendapat perhatian serius.

Manager Geographic Information System (GIS) Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HaKA), Agung Dwinurcahya mengatakan, data kerusakan ini diperoleh setelah dilakukan pemantauan. Dengan memanfaatkan teknologi pengindaraan jarak jauh citra satelit.

“Kerusakan hutan di KEL untuk periode Januari sampai Juli 2018 adalah sebesar 3.290 hektare,” katanya dalam konferensi pers di Hotel Kriyad Muraya, Banda Aceh, Aceh (23/7).

Agung mengungkapkan, kerusakan ini memang menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya, yakni Juli hingga Desember sebesar 3.095 hektare. Namun Defrostasi periode tahun ini cenderung meluas di beberapa kawasan atau kabupaten yang masuk dalam KEL. Perusakan yang terjadi lebih massif.

Baca Juga  Masjid Kristal, Rumh Ibadah Paling Indah di Asia

“Tiga besar kabupaten dengan tingkat keruskan hutan parah ialah Nagan Raya, Aceh Timur, dan disusul Gayo Lues,” sebut Agung.

Rentang angka kerusakan yang terjadi di tiga kabupaten itu tidak terlalu jauh. Yakni Nagan Raya sebesar 672 hektare, Aceh Timur sebesar 559, dan 507 hektere untuk Gayo Lues, yang berada di tengah wilayah Aceh.

“Sebagaian besar deforestasi di Nagan Raya terjadi di dalam kawasan gambut Rawa Tripa. Yang dulu dikenal sebagai ibu kota Orangutan dunia, karena pupulasi Orangutan Sumatera yang tinggi,” ujarnya.

Hingga kini perusakan hutan di kawsan KEL terus berlangsung dan meluas. Lahan yang dibuka atau dirambah digunakan untuk perkebunan baik warga ataupun perusahaan. Ada juga yang khusus untuk menebang pohon yang berada di kawasan hutan lindung.

Baca Juga  Forum Group Diskusi Cabang Dinas Siantar Gelar Sosialisasi PPGP Angkatan ke - 5

“Kini tutupan hutan di kawasan itu terus menurun akibat maraknya perambahan,” imbuhnya.

Pemantauan yang dilakukan pada Semester pertama 2018 ini, HaKA tidak hanya menyeroti luas hutan yang dirusakan. Selain itu ada juga menitoring pada titik api yang timbul di sejumlah wilayah. Karena perambahan hutan sering dilakukan dengan cara pembakaran lahan.

“HaKA memonitoring titik api mengunakan data dari NASA, satelit VIIRS dan MODIS. Semester pertama titik api di Aceh terdeteksi sebanyak 688,” sambungnya.

Untuk kasus ini, pada Areal Penggunaan Lain (APL) menjadi lokasi yang paling banyak terdeteksi api yaitu sebanyak 440 titik. Sedangkan Hutan Produksi di posisi kedua yakni 100 titik. Terakhir adalah Suaka Margasatwa sebanyak 66 titik.(JPC/TR)

Happy
Happy
%
Sad
Sad
%
Excited
Excited
%
Sleepy
Sleepy
%
Angry
Angry
%
Surprise
Surprise
100 %

Share :

Baca Juga

Berita

Bupati Kapuas Hulu Menutup Turnamen Sepakbola Antar Desa se – Kecamatan Boyan Tanjung

Berita

Antisipasi Konflik Yang Terjadi Antara Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Dengan Masyarakat*

Berita

Sopir Minibus Ditetapkan Jadi Tersangka dalam Kecelakaan Maut Tewaskan 3 Penumpang di Dusun Kuren

Berita

Satu-satunya di Dunia, Foto 108 Tahun Ungkap Gunung Es yang Menenggelamkan Titanic dalam Tiga Jam

Berita

Kapolresta Pontianak Kota Pimpin Sertijab Kapolsek Pontianak Selatan

Berita

Masyarakat Nagori Buntu Turunan “Marharoan Bolon” Perbaiki Jalan

Berita

Pemkab Deliserdang dapat penghargaan dari Kementerian Koperasi

Berita

Pemusnahan Barang Bukti Pemusnahan Barang Bukti Tindak Pidana Narkotika Polres SanggauÂ