Home / Berita / Korupsi / Nasional / Reviews

Kamis, 22 Februari 2018 - 11:48 WIB

Johanes Richard Memberikan Keterangan Bahwa SN dan Senayan Grup Dapat Jatah 7 Persen pada Proyek E-KTP

Suasana persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta (Foto: Faiq Hidayat/detikcom)

Suasana persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta (Foto: Faiq Hidayat/detikcom)

Viewer: 480
0 0
Terakhir Dibaca:1 Menit, 18 Detik

KompasNasional.com, Jakarta || Direktur Utama PT Java Trade Utama, Johanes Richard Tanjaya, mengaku tahu tentang pembagian commitment fee terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Dia menyebut ada pembagian uang untuk ‘SN Grup’ dan ‘Senayan Grup’.

“Soal adanya fee e-KTP, Anda tahu?” tanya jaksa KPK pada Johanes yang dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara korupsi proyek e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/2/2018).

Johanes mengaku mengetahui fee e-KTP dari rekannya, Jimmy Iskandar Tedjasusila alias Bobby. Dia menyebut ada uang sebesar 7 persen untuk ‘SN Grup’ dan ‘Senayan Grup’.

“Saya tahu dari Jimmy Iskandar Bobby pernah menyampaikan ke saya, Bobby cerita bahwa Senayan Grup dan SN Grup dapat 7 persen,” ujar Johanes.

Baca Juga  DPRD Sintang Mengelar Sidang Rapat Paripurna Penetapan Bupati Dan Wakil Bupati Terpilih Kabupaten Sintang*

Jaksa pun memastikan apakan SN yang dimaksud adalah Setya Novanto. Johanes mengamininya.

“SN itu apakah Setya Novanto?” tanya jaksa.

“Saat itu ragu tapi kalau sekarang mungkin Setya Novanto. Bobby bilang SN Grup dan Senayan Grup dapat jatah itu saja, maaf kalau ada salah kata Pak,” ucap Johanes.

Selain itu, Johanes mengaku kenal dengan Irvanto Hendra Pambudi Cahyo yang merupakan keponakan Novanto. Dia juga mengaku pernah berkunjung ke kantor perusahaan PT Murakabi Sejahtera. Saat itu perusahaan itu mengikuti proyek e-KTP.

Baca Juga  Pulihkan Perekonomian, Bupati Tapsel Ajak Masyarakat Untuk Tingkatkan Pertanian Holtikultura dan TOGA

“Bendera perusahaan Pak Irvanto (PT Murakabi) dipakai untuk e-KTP,” ucap Johanes.

Dalam perkara ini, Novanto didakwa melakukan intervensi dalam proses penganggaran dan pengadaan barang/jasa proyek e-KTP. Novanto juga didakwa menerima aliran uang sebesar USD 7,3 juta melalui keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo, dan orang kepercayaannya, Made Oka Masagung.(DTK/TR)

Happy
Happy
%
Sad
Sad
%
Excited
Excited
%
Sleepy
Sleepy
%
Angry
Angry
%
Surprise
Surprise
%

Share :

Baca Juga

Berita

Kasus Dugaan Penganiayaan Bupati Aceh Barat, Polisi: Masih Tunggu Izin

Berita

Ada Apa?…Oknum Kejati Kalbar Larang Wartawan Meliput Kedatangan Jamwas Kejagung RI

Berita

Kapolres Melawi Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Tetap Jaga Kamtibmas Jelang Masa Tenang Pilkades 

Berita

Parah,,, Diduga Anggaran Cair 100 Persen, Pekerjaan Belum Selesai di Sidimpuan

Berita

Antisipasi Kelangkaan BBM Satreskrim Polresta Pontianak Cek SPBU

Berita

Kapolres P.Sidimpuan Bertindak Irup Upacara Ziarah di Taman Makam Pahlawan

Berita

Pasca Laka Maut di Simalungun TAA Polda Sumut: Truk Tidak Layak Jalan, Sopir Jadi Tersangka

Berita

Kapendam XII/Tpr Hadiri Ngopi Bareng Forum Wartawan dan LSM Kalimantan Barat