KompasNasional.com, Jakarta – Dua nelayan muda ditemukan tewas setelah memakan ikan puffer. Pelaut Myanmar bernama Chit (22) dan Tan (29), sebelumnya sudah diperingatkan agar tidak memakan ikan tersebut.
Kapten Wirat Sriwirat yang kira-kira berusia 62 berlari memperingatkan mereka agar tidak memakannya, saat mereka mulai membersihkan ikan tangkapan itu.
Namun mereka tetap keukeuh menggoreng telur ikan laut itu. Mereka memotong daging dan menaburi bumbu dengan garam hingga kering di bawah sinar matahari. Mereka melahap telur dan beberapa gigitan daging, tiba-tiba mereka mengeluarkan busa dari mulutnya, serta muntah-muntah.
Kapten Wirat terpaksa meminta bantuan radio dan memotong perjalanan nelayan sepuluh hari itu. Ia memutuskan kembali dan menunggu bantuan dari dokter di pantai.
Ia menjelaskan, “Saya sudah mengatakan kepada mereka agar tidak memakan ikan itu, tapi mereka mengabaikan saya. Apa lagi yang bisa saya lakukan?
“Burma menangkap ikan sekitar pukul 1 siang di lepas pantai Nakhon Si Thammarat, Thailand dan memasaknya. Seorang pria makan banyak dan langsung meninggal. Satu lagi butuh waktu lebih lama untuk meninggal, tiga atau empat jam, mereka muntah dan sakit. Ada lima awak Birma tapi hanya tiga yang makan ikannya.”
Anggota ketiga kelompok Suu Kyi (34) yang hanya makan sedikit. Ia dievakuasi ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Letnan Kolonel Rakpong dari kantor polisi distrik Sichon mengatakan kedua nelayan tersebut dinyatakan meninggal setelah kapal tersebut berlabuh.
Ia mengatakan, “Kapal nelayan Sansin 31 membuat panggilan radio untuk menyampaikan bahwa dua awak kapal telah meninggal dan seseorang muntah dengan keras karena memakan ikan puffer.
“Petugas polisi dan seorang dokter dari Rumah Sakit Sichon melakukan perjalanan bersama untuk menemui kapal saat tiba dan untuk memeriksa kondisi orang-orang tersebut.
“Petugas penyelamat kami memeriksa kabin dan menemukan dua orang terbaring telungkup dengan air liur yang bersumber dari mulut mereka. Yang ketiga muntah dan ia dibawa ke rumah sakit.”(JRNS/TR)