KompasNasional.com – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta memberangkatkan lagi tim medis ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk membantu penanganan korban gempa bumi di kawasan itu.
Mereka yang dikirim itu adalah tim kedua, setelah sehari sebelumnya, juga telah memberangkatkan tim medis ke Lombok. Tim pertama sebanyak 15 orang dan tim kedua 8 orang.
Menurut Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Dr. dr. Darwinto SH SpB(K) Onk, tim medis kedua meliputi dokter umum dan terutama dokter spesialis yang sangat dibutuhkan di Lombok.
Dokter spesialis yang dikirim, antara lain ortopedi dan anestesi. Dokter spesialis ortopedi dianggap sangat dibutuhkan untuk menangani korban-korban yang mengalami patah tulang. Juga dikirim tenaga-tenaga perawat yang sesuai untuk menangani berbagai kondisi yang dialami warga korban gempa.
Sementara itu, untuk membantu menenangkan masyarakat, RSUP Dr. Sardjito mengirimkan pula psikiater. Para korban gempa banyak yang memerlukan kehadiran psikiater untuk menenangkan mereka dan agar para korban mampu menghadapi situasi dengan tenang dan baik.
Mengenai penempatannya, Darwinto menjelaskan, tim medis RSUP Dr. Sardjito yang membawa pula sejumlah peralatan dan obat-obatan, akan bergabung di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. “Kami menyesuaikan, di mana akan ditempatkan sesuai dengan arahan Kemenkes,” ujarnya.
Lombok Utara terparah
Menurut General Manager Komunikasi Aksi Cepat Tanggap (ACT), Lukman Azis Kurniawan, berdasarkan informasi dari timnya di NTB, Lombok Utara termasuk wilayah yang terkena dampak terparah.
“Jembatan-jembatan pada retak, aspalnya naik dan banyak pohon tumbang. Ambulans ACT dari Kecamatan Bayan muter ke atas bukit karena kondisi gelap, sampai di Kecamatan Tanjung pagi. Di jalanan bangunan roboh, mulai dari Desa Sambik Jengkel, Desa Lokok Beru sampai ke Senggigi rusak berat. Bangunan beton hancur semua,” kata Lukman.
Menurut laporan pula, katanya, kondisi pengungsi cukup memprihatinkan. Mereka membutuhkan obat-obatan dan bantuan logistik lainnya.
“Kondisi pengungsi di Kecamatan Tanjung termasuk yang parah. Banyak yang patah tulang kaki dan tangan ketimpa tembok. Mereka termasuk yang telat dievakuasi,” ujarnya.
Dikatakan, relawan ACT akan dibagi beberapa bidang sesuai dengan kualifikasi masing-masing. Tim penyelamatan dan medis akan diterjunkan langsung ke wilayah pesisir Lombok Utara dan relawan logistik akan membantu distribusi dapur umum dan logistik lain.(Viva/TR)