KompasNasional.com – Pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), dari yang sebelumnya ditetapkan selama tujuh hari berpeluang ditambah. Hal itu diungkap Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Muhammad Syaugi.
“Kami bersinergi dengan stakeholder lain seperti TNI, polisi untuk bersama-sama mencari korban selama tujuh hari. Jika tidak ditemukan akan ditambah selama tiga hari. Bila setelah 10 hari korban tidak ditemukan, namun masih ada kemungkinan untuk pencarian, maka waktunya akan ditambah lagi,” kata Syaugi di Istana Bogor, Rabu (20/6/2018).
Dia mengatakan, KM Sinar Bangun yang berkekuatan 35 gross ton (GT) hanya berkapasitas 43 penumpang. Namun berdasarkan laporan masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, ditengarai kapal itu memuat hingga mendekati 200-an orang.
“Karena ini keluarga kita juga, maka kami akan all out dalam pencarian untuk menemukan para korban seperti arahan Presiden,” ujar Syaugi.
Dia menjelaskan, Basarnas, Kemenhub, KNKT, dan Jasa Raharja sudah berunding dan membagi tugas. Tim melibatkan 70 personel Basarnas termasuk Basarnas Special Group yang memiliki tiga kemampuan darat, laut, dan udara untuk menyusuri lokasi kapal tenggelam hingga radius tujuh kilometer (Km).
“Selain personel penyelam, kami juga menggunakan alat khusus yaitu remote under water vehichle yang bisa melihat sampai 300 meter. Karena lokasi kecelakaan memiliki kedalaman 300-500 meter,” tuturnya.
Ketika kecelakaan terjadi, dilaporkan ada angin bertiup sangat kencang dan ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi sedangkan kapal mengangkut penumpang yang diperkirakan lebih dari 200 orang termasuk sepeda motor yang cukup banyak.
Hingga saat ini jumlah korban yang berhasil dievakuasi sejumlah 22 orang dengan rincian 18 dalam kondisi selamat dan 4 orang telah meninggal. Tidak ada manifes kapal yang hanya berkapasitas 43 penumpang tersebut, sehingga saat ini total diperkirakan ada 192 orang yang masih hilang di Danau Toba.(Inews/TR)