KompasNasional.com,Moskow – Seorang perempuan Rusia yang bekerja di kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Moskow diduga kuat sebagai mata-mata intelijen. Dia sudah bekerja selama 10 tahun dan diberhentikan pada tahun lalu.
Perempuan warga negara Rusia itu diketahui direkrut oleh Dinas Rahasia, unit khusus yang bertugas mengawal presiden dan wakil presiden AS. Kecurigaan ini terungkap setelah adanya pemeriksaan rutin oleh kementerian luar negeri.
Menurut sumber yang membocorkan masalah ini, perempuan yang tak disebutkan identitasnya itu melakukan pertemuan beberapa kali dengan badan intelijen Rusia, FSB.
“Kami memperkirakan bahwa mereka semua berbicara dengan FSB, tetapi dia memberi lebih banyak informasi kepada para agen daripada yang seharusnya,” kata seorang pejabat, dikutip dari CNN, Jumat (3/8/2018).
Disebutkan pula dalam laporan itu, dia juga memiliki akses ke jaringan komunikasi internal Dinas Rahasia serta sistem surat elektronik. Hal ini memicu dugaan bahwa yang bersangkutan telah membocorkan data terkait dengan jadwal presiden dan wapres AS.
Tapi sumber itu memastikan mata-mata itu tidak memiliki akses ke informasi rahasia tingkat tinggi.
Sementara itu media Inggris, The Guardian, melaporkan, Dinas Rahasia harus menahan rasa malu dengan membiarkan perempuan itu pergi saat Rusia mengusir 750 petugas dari kedutaan AS terkait konflik diplomatik kedua negara.
“Dinas Rahasia berusaha menyembunyikan pelanggaran itu dengan memecatnya,” kata seorang sumber, kepada Guardian.
“Kerugian sudah terjadi, tetapi pejabat senior Dinas Rahasia tidak melakukan penyelidikan internal untuk menilai kerusakan dan untuk mengetahui apakah (dia) merekrut karyawan lain untuk memberinya lebih banyak informasi,” kata dia.
Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh AFP, Kemlu AS mengaku akan menyelidiki laporan tersebut. Namun kemlu tak bisa berkomentar terkait urusan intelijen.(Inews/TR)