Hari ini, Selasa (5/4), penghapusan 3 in 1 mulai diujicoba. Untuk tahap pertama, uji coba ini dilakukan hingga Jumat (8/4). Ada konsekuensi logis yang harus diterima seiring dengan penghapusan 3 in 1.
“Ada peningkatan arus lalu lintas disejumlah lokasi three in one,” ujar Kasubdit Bin Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto ketika dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Selasa (5/4).
Budiyanto mengaku sempat turun langsung untuk memantau kondisi lalu lintas dari Slipi arah Pancoran. “Pemantauan saya tadi dari Slipi mengarah Semanggi dan Pancoran mengarah Semanggi ada peningkatan volume arus lalu lintas,” katanya.
Polda Metro mengerahkan 200 personel dari Direktorat Lalu lintas untuk mengurai kemacetan akibat penghapusan 3 in 1. “Beberapa tenaga kita siapkan dari Ditlantas. Ada 200 (personel) lebih dari Thamrin sampai Gatot Soebroto,” katanya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memutuskan menghapus kawasan 3 in 1. Penghapusan ini muncul setelah adanya kasus eksploitasi anak yang dilakukan Joki 3 in 1.
“Sebenarnya enggak perlu ada 3 in 1 juga. Kalau orang pada bawa-bawa bayi begitu, dikasih obat bayinya biar enggak mengganggu yang membawa mobil. Ini kan enggak benar kalau begitu,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (28/3) lalu.
Menurut Ahok, lebih baik Jakarta menjadi macet karena 3 in 1 dihapus ketimbang merelakan anak bangsa kondisi fisiknya rusak karena dicekoki obat agar tidak rewel saat di dalam mobil.
“Jangan gara-gara cuma takut macet, lebih ikhlas anak-anak masa depan rusak. Ini lagi dikaji dan kita saranin nanti enggak ada 3 in 1. Macet, nyesuain sendiri. Lalu nanti saya lepasin aja bus lebih banyak,” terangnya (mdk|dwk)