Terakhir Dibaca:1 Menit, 2 Detik
KompasNasional.com – Sawit Indonesia tengah mengalami tekanan dari Uni Eropa (UE). Parlemen UE sudah menyetujui proposal UU Energi Terbarukan yang salah satu isinya melarang penggunaan minyak sawit dalam bahan bakar biodiesel pada 2021.
Akibat larangan ini, Indonesia kemungkinan tak boleh lagi ekspor biodiesel ke kawasan Eropa.Atas kebijakan tersebut, Indonesia hanya bisa pasok sawit hanya hingga 3 tahun ke depan. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) pun mencari pasar ekspor baru.
Mereka menargetkan membidik China, India, hingga Uzbekistan.
“Kami akan ekspor ke sana (China dan India). Uzbekistan juga,” kata Sekjen Apkasindo Asmar Arsjad dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (26/1).
Pasar ekspor baru dicari lantaran di UE sendiri saat ini kebutuhan impornya kecil. Dia mencatat, dari 53% pasar eskpor sawit dunia yang dikuasai Indonesia terdiri atas Crued Palm Oil 30% dan olahan 70%. Adapun UE hanya impor sebesar 20%.
Sebelumnya, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) juga tengah menjajaki pasar China dan Jepang untuk bisa mengekspor biodiesel Indonesia dengan campuran minyak sawit.
“Potensi ekspor ke China sebesar 9 juta kiloliter yang rencananya akan digunakan untuk transportasi di sana. Sementara Jepang butuh sekitar 1,5 juta kiloliter untuk bahan bakar listrik di sana yang selama ini pakai energi nuklir,” kata Ketua Harian Aprobi, Paulus Tjakrawan. (KUMP/TR)