KompasNasioanl.com,Sidikalang – Tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun di perairan Danau Toba yang menyebabkan ratusan korban hilang dihubungkan dengan penangkapan ikan mas berukuran raksasa oleh nelayan di Desa Tao Silalahi, Kabupaten Sidikalang, Sumatera Utara.
Ikan mas berbobot 14 kilogram (kg) itu ditangkap nelayan Desa Tao Sililahi sehari sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi tepatnya pada Minggu (17/6/2018). Saat itu, nelayan yang sedang memancing ikan di perairan danau terbesar di Asia Tenggara tak sengaja menangkap ikan mas berukuran raksasa.
Konon ada sebuah mitos yang beredar di kalangan masyarakat setempat bahwa ikan mas berukuran besar tak diperkenankan ditangkap dan kalau tak sengaja tertangkap harus dilepaskan kembali.
Pada awalnya penangkapan ikan mas ini tak menghebohkan, namun pascatenggelamnya KM Sinar Bangun yang menelan ratusan korban hilang banyak yang menghubung-hubungkan tragedi tenggelamnya kapal nahas tersebut dengan penangkapan ikan mas raksasa. Bahkan kabar ini menjadi pemberitaan yang menghebohkan dan viral di media sosial dalam dua hari terakhir.
Beragam komentar pun bermunculan termasuk mereka yang yakin ikan mas berukuran raksasa tak boleh ditangkap dan kalau pun tak sengaja tertangkap sudah seharusnya dilepas kembali tanpa harus dimakan. Kalau hal tersebut dilanggar maka akan muncul suatu musibah di sekitar perairan Danau Toba.
Salah seorang warga, Binsar Nasution menuturkan, hubungan antara ikan mas raksasa dengan Danau Toba memang begitu melegenda hingga sebagian warga mengaitkan musibah KM Sinar Bangun. “Itu peninggalan kepercayaan nenek moyang. Sebenarnya di zaman kita sekarang ini kurang masuk akal jika penangkapan ikan mas itu dikaitkan dengan tenggelamnya kapal,” kata Binsar, Kamis (21/6/2108).
Menurut Binsar, peristiwa itu merupakan musibah dan tak lepas dari faktor alam dan kelalaian manusia. Sebab, saat kejadian cuaca di lokasi sedang buruk.
Seperti diberitakan, KM Sinar Bangun yang berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Samosir menuju Pelabuhan Tiga Ras, Simalungun, Sumatera Utara tenggelam di Danau Toba, Senin (18/6/2018) lalu. Kapal yang diduga kelebihan muatan ini terbalik dan tenggelam karena dihantam gelombang tinggi. Hingga saat ini tim SAR masih encari keberadaan ratusan penumpang kapal yang belum ditemukan.(Inews/TR)