KompasNasional.com, JAKARTA – Harga saham PT Air Asia Indonesia Tbk (CMPP) terus terbang dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham maskapai penerbangan ini beberapa kali mengalami auto reject dengan kenaikan hampir 25 persen per hari, sepanjang lima hari perdagangan terakhir.
AirAsia masuk ke bursa saham lewat skema backdoor listing melalui PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk. Usai transaksi tersebut, perusahaan ini mengganti nama menjadi PT Air Asia Indonesia Tbk pada 3 Januari 2017.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Tbk Dendy Kurniawan, mengatakan, tahun ini pihaknya berencana mendatangkan dua pesawat tambahan yakni Airbus A320. Namun, belum jelas berapa nilai investasi untuk armada tersebut.
Selain itu AirAsia juga akan membuka beberapa rute baru. “Untuk lengkapnya, kami akan sampaikan nanti bila saatnya sudah tepat,” kata Dendy seperti dikutip Kontan, Senin (8/1/2018).
Sementara Bertoni Rio, Analis Senior Anugerah Sekuritas Indonesia, menilai, kenaikan harga saham CMPP hanya sementara. Euforia ini disebabkan pergantian bisnis CMPP menjadi maskapai penerbangan.
Selain itu, brand Air Asia juga sudah dikenal luas pada bisnis penerbangan di Indonesia. “Pelaku pasar sedang memiliki ekspektasi positif, sehingga harga sahamnya melonjak,” sebut Bertoni.
Dalam jangka pendek, kenaikan saham ini bisa berlanjut. Sebab, ada ruang pertumbuhan hingga rilis kinerja perusahaan tahun 2017. Setelah itu, pasar akan menganalisis ulang prospek CMPP ke depan. Dari situ, baru bisa ditentukan tren arah pergerakan CMPP berikutnya.
Menurut Bertoni, secara fundamental industri penerbangan masih menjanjikan. Hal ini seiring dengan Indonesia yang punya daya tarik bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Senada, Achmad Yaki, Analis BCA Sekuritas, mengatakan, lonjakan saham CMPP hanya jangka pendek. “Saat ini masih ada euforia. Kami masih belum tahu seperti apa performa Air Asia,” ujar dia.
Sehingga, belum jelas prospek fundamental saham CMPP untuk jangka panjang. Pelaku pasar masih harus menantikan kinerja keuangan CMPP. Namun, bila berkaca pada kinerja emiten sejenis, masih banyak tantangan di industri penerbangan.
Jadi, menurut Achmad, saham ini lebih cocok untuk trading jangka pendek. “Kalau untuk jangka panjang, saya belum bisa rekomendasikan,” ucap dia.
Melihat saham CMPP yang terus mengalami autoreject, BEI memantau pergerakan harga saham tersebut secara ketat. “Bursa sudah melakukan berbagai tindakan. Informasi juga sudah dipublikasikan. Saat ini, bursa melihat mekanisme pasar sambil tetap dipantau ketat,” kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio,.
BEI berjanji terus memperhatikan pergerakan harga saham, perilaku transaksi, aksi korporasi dan kondisi fundamental emiten tersebut. Tito menambahkan, saham CMPP juga pernah disuspensi.
Saham ini juga sudah pernah masuk kategori unusual market activity (UMA). CMPP pun sempat diminta melakukan paparan publik saat harga sahamnya naik pada Agustus 2017. “Atas pergerakan harga ini, BEI sudah lapor OJK,” tegas dia. [KCI/TR]