Terakhir Dibaca:1 Menit, 56 Detik
KompasNasional.com – Singkat, cepat, tapi fatal. Begitu kira-kira tindakan yang diambil Yoporli Sembiring. Pasalnya, lantaran didesak agar mengakui dan mengembalikan HP kakaknya yang hilang, lajang 37 tahun itu, akhirnya memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Duh…! Peristiwa itu tak ayal membuat warga Dusun Kuta Rih, Desa Lau Baleng, Kecamatan Lau Baleng, sontak geger, Jumat (6/4/2018) kemarin. Informasi yang diperoleh, kejadian itu pertama kali diketahui oleh ibu kandung Yoporli, bernama Ngidahsa Beru Barus.
Sang ibu kaget bukan kepalang ketika melihat putranya itu tergantung dekat kamar mandi rumah mereka, sekira jam 13.30 wib. Dari pihak keluarga diketahui, bahwa Yoporli yang belum menikah, hingga saat masih tinggal bersama ibunya.
Sebelum ditemukan tewas tergantung, sang ibu masih sempat melihat anaknya itu duduk di depan rumahnya ketika dia keluar. Ceritanya, sebelum insiden itu, kakak Yoporli mengaku telah kehilangan handphone kira-kira seminggu lalu.
Sang kakak kemudian menuduh Yoporli telah mengambil handphone miliknya itu. Meski Yoporli berulangkali membantah telah mengambilnya, sang kakak tetap tidak percaya dan mendesak adiknya itu untuk mengembalikan HP kesayangannya tersebut.
Tuntutan itu dirasa semakin mendesak, karena dia merasa tak mendapat pembelaan dari ibunya, yang meminta agar dia jujur dan mengembalikan HP kakaknya itu. Diduga merasa merasa malu dan terdesak dengan tuduhan itu, Yoporli pun putus asa hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Peristiwa itu diketahui setelah Ngidahsa br Barus pulang ke rumah. Dia pun sontak histeris melihat tubuh anaknya tergantung dengan seutas tali nilon di dekat kamar mandi rumah. Warga yang mendengar jeritan Ngidahsa br Barus pun langsung berbondong-bondong mendatangi rumah tersebut dan menurunkan jasad Yoporli dan menghubungi petugas kepolisian.
Kapolsek Mardinding, AKP Robinson Ginting Munte SH didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Basmi Ginting mengamini peristiwa itu. “Korban menggunakan kursi sebelum menggantung dirinya di palang broti rumah. Selanjutnya jasad Yoporli dibawa ke Puskesmas Lau Baleng untuk divisum,” sebut Kapolsek.
Sementara itu, Ngidahsa Sembiring (52) dan Sutra Sembiring (39), ayah dan abang kandung Yoporli, benar-benar tidak menduga bahwa lajang itu akan mengambil jalan pintas seperti itu.
“Dia orangnya rajin bekerja ke ladang dan tidak ada permasalahan, namun dia suka marah-marah jika tidak punya uang,” sebut Kapolsek menyebutkan pengakuan ayah Yoporli.
Usai pemeriksaan di Puskesmas Lau Baleng, jenazah Yoporli pun langsung diserahkan kepada pihak keluarga. “Kita mengamankan tali nilon dan kursi sebagai barang bukti,” pungkas Kapolsek.(M24J/TR)