Terakhir Dibaca:1 Menit, 11 Detik
KompasNasional.com – Tim Kementerian Sosial sedang mendata jumlah korban akibat gempa 7,0 magnitudo yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang menewaskan 82 orang. Ribuan rumah dan gedung mengalami kerusakan, sementara warga meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke titik aman, meski fasilitasnya tak memadai.
“Senin (6/8) dini hari saya mendengar laporan warga di Lombok Utara meninggalkan rumah dan bertahan di tanah lapang dan di persawahan tanpa alas tidur dan tanpa atap. Untuk itu pagi ini saya tekankan betul-betul kepada tim yang berada di lapangan untuk mendata mereka dan segera menyalurkan kebutuhan dasarnya,” ujar Menteri Sosial Idrus Marham di Jakarta, Senin (6/8).
Agar evakuasi dan pembagian logistik pada pengungsi merata, Tim Kemensos telah menerjunkan seluruh personel Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kampung Siaga Bencana (KSB), dan para Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur untuk aktif membantu korban gempa.
“Kondisi psikologi warga sangat terguncang dan mereka memerlukan pendampingan. Tim Tagana NTB dan Bali telah kami intruksikan untuk memberikan layanan psikosial. Kami juga telah intruksikan Tagana Jawa Timur untuk bersiap untuk diberangkatkan ke lokasi gempa. Kami pantau dulu hasil assesment Senin ini untuk menentukan langkah selanjutnya,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat.
Bantuan kebutuhan dasar bagi warga terdampak gempa mulai disalurkan. Di antarnya selimut, tenda, makanan siap saji, serta yang sangat penting dilakukan adalah memberikan layanan trauma healing kepada warga.(Kumparan/TR)