Kompasnasional.com, Jakarta – Beredar info kembali ditemukan dua proyektil peluru nyasar di lantai 10 dan 20 Gedung Nusantara I DPR, hari ini, Rabu, 17 Oktober 2018. Kepala Bidang Balistik dan Metalorgi Forensik Laboratorium Forensik Polri Komisaris Besar Ulung Kanjaya mengatakan dua proyektil tersebut berasal dari insiden peluru nyasar yang terjadi pada Senin, 15 Oktober 2018.
“Peluru yang kemarin ini, baru ditemukan,” kata Ulung ketika Tempo hubungi lewat telefon pada Rabu, 17 Oktober 2018. “Bukan penembakan baru.”
Berdasarkan informasi yang beredar, kedua proyektil peluru tersebut ditemukan di lantai 10, tepatnya ruangan 1008 tempat politikus Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya dan lantai 20 ruangan 2003 tempat Toto Daryanto, politikus Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) berkantor.
Polisi sebelumnya telah menangkap dua orang tersangka penembak peluru nyasar ke Gedung DPR pada Senin lalu. Keduanya, berinisial IAW dan RMY, diketahui tengah berlatih tembak saat itu.
Namun, di tengah-tengah menembak, IAW menambahkan alat bernama Switch Customizer ke senjata api jenis Glock 17 yang digunakan. Efeknya, senjata api tersebut berubah menjadi full automatic.
Ia kemudian memasukkan empat peluru ke senjata api tersebut dan kaget saat menembakkannya. Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengatakan hal itu yang menyebabkan peluru nyasar ke ruangan di Gedung DPR.
Saat itu, dua buah peluru nyasar menembus ruangan dua anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Wenny Warouw di lantai 16 dan Bambang Heri Purnomo di lantai 13. Kedua ruangan itu berada di gedung Nusantara I DPR RI.
Terkait penemuan peluru pada hari ini, Ketua Majelis Kehormatan Dewan, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan ruang di lantai 10 dan 20 gedung DPR saat insiden pada Senin lalu terjadi memang tengah kosong. “Saat kejadian memang yang punya ruangan gak ada di ruangan. Tadi baru hubungi kami karena baru sadar (ada peluru),” ujar Dasco di Gedung DPR hari ini.(Tempoco/Aw)