KompasNasional.com – Kabar duka datang dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Kepulauan Riau (Kepri). Seorang siswanya meninggal dunia, Kamis (9/8) kemarin. Siswa tersebut bernama Celvin Novantino, 18.
Kabid Humas Polda Kepri, Kombes S Erlangga menuturkan, Celvin meninggal setelah sebelumnya menjalani berbagai upaya medis. Sebelum dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam, Celvin sempat mendapat penanganan dari tim dokter di klinik SPN, di Tanjungbatu, Kabupaten Karimun.
Ia juga sempat dirujuk ke Puskesmas Tanjungbatu dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun sebelum dibawa ke RSAB Batam. “Kesimpulan sementara tim dokter RSAB yang menanganinya karena korban mengalami kelelahan, tidak ada indikasi penganiayaan,” kata Kombes Erlangga ketika dihubungi pada Jumat (10/8).
Menurut diagnosa awal dokter yang menanganinya lanjut Erlangga, Celvin juga mengalami struk disertai demam. Hal ini mengakibatkan Celvin mengalami penurunan kesadaran hingga terjadi gangguan pernafasan.
Meninggalnya Celvin bermula ketika ia mengikuti Pelatihan Dasar Bhayangkara, Selasa (7/8) pukul 14.00 WIB. Pelatihan Dasar Bhayangkara ini terang Erlangga, berupa pengenalan lingkungan. Dimana para siswa diharuskan berjalan di lingkungan dalam dan luar SPN.
Pada pukul 16.30 WIB, Celvin mengeluhkan kakinya mengalami masalah. Namun masih bisa melanjutkan pelatihan. “Setelah melanjutkan perjalanan sejauh 700 meter, Celvin mengalami penurunan kesadaran dan pingsan. Ia langsung mendapat penanganan ari tim dokter SPN,” ujarnya.
Kondisinya yang tidak mengalami perubahan positif memaksa pihak SPN merujuk Celvin ke Pusksmas Tanjungbatu sekitar pukul 19.00 WIB. Mendapat perawatan dari tim dokter di sana, kondisi Celvin tidak juga mengalami perbaikan, justru semakin mengkhawatirkan dengan peningkatan suhu tubuhnya.
Celvin kembali dilarikan ke RSUD Muhammad Sani, Karimun, dihari yang sama. Saat itu suhu tubuhnya mengalami peningkatan dari 37,7 derajat celsius menjadi 38,6 derajat celsius. “setelah mendapat penanganan dari dokter RSUD, tim dari Polda juga mendampingi pada paginya, Rabu (8/8),” papar Erlangga.
Selanjutnya, pada Rabu (8/8), setelah orangtua Celvin datang, sekitar pukul 11.00 WIB Celvin dilarikan ke RSAB Batam. Sampai di RSAB Batam pada pukul 16.45 WIB Celvin langsung mendapat perawatan intensif di ruang ICU rumah sakit ini. “Saat di RSAB suhu tubuhnya 38 derajat dengan status koma,” kata Erlangga.
Perawatan intensif pun terus diberikan kepada Celvin. Sampai akhirnya pada Kamis (9/8) sekitar pukul 02.30 WIB Celvin dinyatakan meninggal.
Erlangga menuturkan, penurunan kondisi kesehatan dan kelelahan bisa saja dialami oleh Celvin. Secara medis semua siswa lulus tes medis, namun kelelahan itu bisa berproses dan berakumulasi. “Mereka ini sudah menjalani proses seleksi, pergeseran ke Tanjungbatu, persiapan upacara di Senin (6/8), bisa saja terjadi kelelahan,” kata Erlangga lagi.
Lebih jauh, Erlangga menuturkan bahwa, saat ini tim dari Lembaga Pendidikan Polri (Lemdikpol) tengah melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendapatkan data tambahan penyebab meninggalnya Celvin.(JPC/TR)